BNSP atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi adalah badan independen yang berhak menilai apakah seorang pekerja telah memiliki standarisasi profesional sesuai peraturan negara, menurut kompetensinya di bidang masing-masing.

Jadi, seorang akuntan dinilai berdasarkan kompetensi akuntansi, seorang operator alat berat dinilai berdasarkan kompetensi mekanika alat berat, dan seterusnya. 

Sebagai perbandingan, kalau Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standarisasi yang diterbitkan resmi oleh negara untuk mengukur mutu produk, maka BNSP adalah standarisasi mutu untuk manusianya.

Mendapatkan sertifikasi BNSP berarti mendapatkan pengakuan dari negara bahwa seseorang telah kompeten untuk menjalankan profesinya. Dari sudut pandang administrasi, seseorang tersebut sudah dapat menangani proyek atau pekerjaan yang didanai atau diawasi oleh pemerintah.

Dari sudut pandang industri, seseorang yang memiliki sertifikat BNSP menjadi daya tarik untuk direkrut karena untuk mendirikan perusahaan atau melaksanakan sebuah proyek/tender pekerjaan, sebuah perusahaan harus terbukti memiliki tenaga ahli yang kompeten. Pembuktian kompetensi ini, salah satunya adalah melalui pelatihan sertifikasi BNSP.

Ijazah merupakan pengakuan seseorang telah mengikuti pendidikan formal, sementara BNSP adalah pengakuan di bidang pelatihan profesional. Sangat mungkin bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan hanya dengan ijazah pendidikan formal. Hanya saja, pada tahap tertentu, seseorang biasanya membutuhkan keterampilan spesifik untuk memperdalam keahliannya atau meningkatkan jabatan karirnya. Oleh karena itu, sertifikasi BNSP dapat menunjang tujuan tersebut.

Singkatnya, sertifikat BNSP bersifat sebagai komplementer (pelengkap) dari pendidikan formal, bukan sebagai pengganti. Sertifikasi Level 4 adalah ekuivalen dari pendidikan Strata 1 (S-1) dari sudut pandang industri, maka untuk mengikuti pelatihan BNSP Level 4 dibutuhkan minimal ijazah Diploma 3 (D-3).

Dari sudut pandang industri, seseorang yang memiliki sertifikat BNSP menjadi daya tarik untuk direkrut karena untuk mendirikan perusahaan atau melaksanakan sebuah proyek/tender pekerjaan, sebuah perusahaan harus terbukti memiliki tenaga ahli yang kompeten. Pembuktian kompetensi ini, salah satunya adalah melalui pelatihan sertifikasi BNSP.

Ijazah merupakan pengakuan seseorang telah mengikuti pendidikan formal, sementara BNSP adalah pengakuan di bidang pelatihan profesional. Sangat mungkin bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan hanya dengan ijazah pendidikan formal. Hanya saja, pada tahap tertentu, seseorang biasanya membutuhkan keterampilan spesifik untuk memperdalam keahliannya atau meningkatkan jabatan karirnya. Oleh karena itu, sertifikasi BNSP dapat menunjang tujuan tersebut.

Singkatnya, sertifikat BNSP bersifat sebagai komplementer (pelengkap) dari pendidikan formal, bukan sebagai pengganti. Sertifikasi Level 4 adalah ekuivalen dari pendidikan Strata 1 (S-1) dari sudut pandang industri, maka untuk mengikuti pelatihan BNSP Level 4 dibutuhkan minimal ijazah Diploma 3 (D-3).

Ada banyak industri di mana ijazah tidak terlalu diperhitungkan, tetapi semua industri perlu tenaga kerja yang kompeten dalam bidang tersebut. Sementara, perusahaan tahu betul bahwa sekolah dan universitas tidak mengajarkan banyak keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Misalnya, seseorang bisa saja memiliki gelar sarjana Teknik Informatika, tetapi tidak memiliki pengalaman dalam merancang software.

Dengan sertifikat BNSP, negara mengakui bahwa seseorang telah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memadai untuk berkarir di Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Makin tinggi level sertifikasi seseorang, makin tinggi juga kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.

Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI), terdapat 9 level sertifikasi pada setiap profesi. Makin tinggi angka sertifikatnya, makin tinggi juga standar kompetensinya. Misalnya, level 1 adalah pengakuan bahwa seseorang dapat mengerjakan keterampilan-keterampilan dasar.

Level 4 biasanya disebut sebagai Training of Trainers (TOT). Seseorang yang memiliki sertifikat BNSP Level 4 dianggap telah kompeten sebagai trainer atau tenaga pelatih yang mampu melatih orang-orang lain dalam bidang yang diajarkannya. Singkatnya, sertifikat Level 4 adalah untuk menjadi trainer.

Metodologi adalah salah satu skema profesi dari sertifikasi BNSP. Skema adalah bidang atau profesi yang didalami oleh seseorang, misalnya akuntansi, perakit komputer, public speaker, digital marketing, dan sebagainya.

Metodologi adalah kemampuan untuk merancang pembelajaran, pelatihan, dan materi ajar sesuai standar Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI). Artinya, pemilik sertifikasi level 4 Metodologi dianggap telah kompeten untuk membawakan pelatihan, membuat silabus/kurikulum pelatihan, dan juga melatih orang lain untuk membuat pelatihannya sendiri. Intinya, sertifikat Level 4 ditujukan untuk seseorang yang ingin mendapat predikat Instruktur.

Level 4 Metodologi dianggap sebagai skema yang sangat fleksibel karena dapat diikuti oleh orang-orang dari profesi apapun. Pemilik sertifikat Level 4 Metodologi, selama mengikuti acuan SKKNI, dapat merancang pelatihan untuk berbagai skema lainnya. 

Skema Metodologi yang fleksibel menjadikannya cocok untuk semua orang yang ingin dianggap kompeten dalam membuat skema pelatihan. Misalnya, seseorang yang ahli dalam public speaking mungkin dapat mengajarkan teknik-teknik berbicara di depan umum kepada orang lain. Tetapi, membuat rancangan pelatihan yang terstandar membutuhkan pengetahuan mengenai metodologi. Intinya, seorang ahli memerlukan pengetahuan metodologi untuk membuat program pelatihan.

Dalam merancang pembelajaran, penyampaian materi hanya satu dari banyak aspek yang perlu dikuasai. Seorang ahli yang berpengalaman mungkin memiliki kemampuan teori dan praktek, tetapi belum tentu menguasai aspek-aspek pelatihan lainnya. 

Memiliki sertifikat Level 4 tidak hanya sekadar mendapat pengakuan dari negara, tetapi juga mendapatkan lisensi untuk merancang pelatihan yang sesuai dengan Standar Kerangka Kualifikasi Nasional (SKKNI). Misalnya, pelatihan Metodologi mengajarkan kompetensi mengenai prosedur pelatihan, target kompetensi, komunikasi massa, dan perancangan asesmen. Aspek-aspek tersebut dianggap penting untuk disertakan dalam program pelatihan yang menerbitkan sertifikat atau memungut biaya.